Silent Education Dalam Al-Qur’an

Analisis Tafsir Mauḍū’ī Terhadap Ayat-Ayat Pendidikan Melalui Keteladanan Diam

  • Ulfa Hoyriah IAIQI Indralaya
  • Khozinul Alim IAI Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Abstrak

Penelitian ini mengkaji konsep silent education atau pendidikan melalui diam dalam Al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan tafsir tematik (tafsīr mauḍū‘ī). Studi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya eksplorasi dimensi non-verbal dalam pendidikan Islam, khususnya keteladanan (uswah ḥasanah) yang jarang ditelaah dari aspek diam sebagai metode edukatif. Melalui analisis semantik dan kontekstual terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, ditemukan bahwa diam bukan sekadar ketiadaan bicara, melainkan instrumen edukatif yang kaya makna. Empat ayat utama dikaji: QS. Al-A‘rāf [7]: 204, QS. Al-Furqān [25]: 63, QS. Maryam [19]: 29, serta QS. Luqmān [31]: 19. Masing-masing merefleksikan nilai-nilai pendidikan seperti adab terhadap wahyu, pengendalian diri, kontemplasi spiritual, dan kebijaksanaan dalam bersikap. Temuan ini diperkuat oleh penafsiran para mufassir klasik seperti al-Ṭabarī, al-Qurṭubī, dan Ibn Kathīr, serta mufassir kontemporer seperti Sayyid Quṭb dan al-Ghazālī, yang menempatkan diam dalam posisi sentral dalam membentuk kepribadian dan kesadaran ruhani. Diam dipahami sebagai bentuk adab, strategi menghindari konflik, dan ruang bagi refleksi batin. Relevansi pendidikan diam dalam konteks pendidikan modern juga dikaji, khususnya dalam pendidikan karakter, nilai, dan pendekatan mindfulness education. Penelitian ini menyimpulkan bahwa silent education merupakan warisan epistemologis Islam yang berkontribusi signifikan terhadap paradigma pendidikan berbasis akhlak, kontemplasi, dan keteladanan. Studi ini mendorong integrasi prinsip diam dalam kurikulum pendidikan Islam modern guna menghidupkan kembali dimensi spiritual dan etis dalam proses belajar-mengajar.

Diterbitkan
2025-06-28