Fenomena Penghafal Al-Qur’an Dan Tumbuhnya Rumah Tahfizh Al-Qur’an Yang Masif Dan Problematika Yang Dihadapi
Abstract
Tujuan pennelitian ini adalah mengetahui bagaimana cara menjaga kemurnian al-Qur’an, di antaranya adalah dengan cara dihafal seperti halnya yang dilakukan oleh Rasulullah saw pada saat diturunkan oleh Alloh melalui Malaikat Jibril adalah langsung dihafal oleh Baginda Nabi Muhammad Saw yang kemudian diikuti oleh para sahabat, para tabi’in, para ulama hingga hari ini. Maraknya Rumah Tahfizh al-Qur’an di kabupaten Ogan Ilir menjadi tempat untuk para santri menghafal al-Qur’an. Program Tahfizh al-Qur’an dari masing-masing Rumah tahfizh memiliki permasalahan yang harus segera dibantu solusinya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kulitatif. Pupulasi penelitian ada sepuluh Rumah Tahfizh al-Qur’an sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan tiga Rumah Tahfizh al-Qur’an diambil secara random. Sumber data diperoleh dari Observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunkan teknik kualitatif diskriftif yaitu reduksi data, displai data dan verifikasi atau kesimpulan. Untuk menguji keabsahan maka digunakan teknik triangulasi. Al-Qur’an dihafal membukti bahwa orang Islam memiliki kepedulian untuk menjaga kemurnian al-Qur’an, bukti patuh dan sarana ibadah kepada Alloh Swt. Manfaat menghafal al-Qur’an menurunkan kriminal dikalangan remaja karena waktu habis untuk menghafal al-Qur’an, menjadi lebih cerdas, mudah berpikir sekalipun rumit, selalu memiliki nilai positif dalam bersikap, memiliki jiwa yang tenang, selalu sehat jasmani dan rohani, menjadikan penolong dihari kiamat, akan menyematkan mahkota kepada kedua orang tuanyadi hari kiamat. Rumah Tahfizh Al-Qur’an di Kabupaten Ogan Ilir berkembang secara masif karena masyarakat mulai menyadari betapa penting didirikan rumah tahfizh untuk memberikan layanan para penghafal al-Qur’an, mewujudkan kaderisasi para hafizh dan hafizhoh . Fenomena yang terjadi di Rumah tahfizh al-Qur’an jumlah santri yang pasang surut. Kurangnya guru tahfizh al-Qur’an, sanara dan prasarana yang belum edeal, kualitas hafalan yang belum memadahi, belum memiliki prestasi yang dapat diandalkan even MTQ/STQ baik tingkat Kabupaten, Propinsi, dan Nasinal.
Copyright (c) 2022 Muyasaroh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.